Minggu, 12 Februari 2017
Ini dia Pesan Soekarno yang terjadi pada masa kini, Kamu mau tahu?
Bagaimana demokrasi Indonesia saat ini? Mungkin inilah pertanyaan yang sering terlontar di mulut masyarakat Indonesia.
Pada zaman Soekarno, terbebasnya dari penjajah merupakan demokrasi yang ideal, dan itu jugalah tujuan utama yang diharapkan.
Namun setelah merdeka, apakah Indonesia masih tetap demokrasi? Sepertinya tidak sepenuhnya, kenapa? Dapat kita lihat saat ini, masyarakat dengan mudahnya terprovokasi hingga menjelek-jelekan satu sama lain.
Ternyata, hal-hal semacam ini telah lama ada di wasiat Presiden pertama kita yakni Soekarno. Satu per satu wasiat atau peringatan-peringatan darinya semasa ia masih hidup mulai terjadi saat ini.
Mengutip Riau24.com, berikut di antaranya :
1.Perjuangan yang Lebih Sulit dari Zaman
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Itulah kata-kata yang diucapkan Soekarno dalam sebuah pidatonya.
Dari kata-kata tersebut memang sulit untuk dipahami, karena terdapat kata-kata yang berbunyi ‘melawan bangsamu sendiri’. Lewat kata-katanya tersebut seoalah Soekarno mengajak bangsa Indonesia untuk waspada dan tetap berjuang bahkan setelah Indonesia merdeka. Sebab yang akan kita hadapi selanjutnya adalah saudara sebangsa sendiri.
Dan ini sebenarnya sudah terjadi pada saat ini. Lihat saja, perpecahan dan aksi kekerasan begitu biasa terjadi di berbagai daerah.
2.Merdeka Itu Adalah Jembatan
Merdeka merupakan tujuan utama yang diinginkan para pahlawan dahulu di saat bangsa Indonesia masih dijajah. Namun merdeka sejatinya bukanlah tujuan akhir setelah merdeka, Indonesia perlu bangkit dan menyembuhkan diri dari luka akibat penjajahan.
Seperti yang pernah dikatakan oleh Soekarno, “Merdeka hanyalah sebuah jembatan. Walaupun jembatan emas, di seberang jembatan itu jalan pecah dua, satu ke dunia sama rata sama rasa, satu ke dunia sama rata sama tangis!”
Dari pernyataan yang dilontarkan Bung Karno terlihat ingin menciptakan Indonesia yang sejahtera, sama rata dan sama rasa. Namun hal tersebut belum tercapai hingga kini setelah 70 tahun bangsa Indonesia merdeka.
3.AdanyaSikap Kurang Percaya Diri
Pesan yang disampaikan Soekarno yang terjadi pada saat ini berikutnya adalah di mana bangsa Indonesia masih mengacu pada luar negeri. Kita merasa kalah dibandingkan dengan negara-negara lain. Padahal Indonesia memiliki kekayaan alam yang begitu melimpah, dengan ini seharusnya Indonesia lebih memfokuskan mengambangkan diri dan saling gotong royong dengan sesama bangsa Indonesia. Bukan lebih sibuk memikirkan negara A dan negara B.
Seperti kata Bung Karno, “apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong.”
Pada era kepemimpinannya dahulu, Bung Karno pernah mencanangkan gerakan Bedikari (Berdiri di atas Kaki Sendiri). Gerakan ini adalah motivasi untuk melepaskan bangsa Indonesia dari segala ketergantungan bangsa asing. Sayangnya hal ini juga belum terlaksana sampai saat ini.
4.Menghujat dan Menghina Umum Dilakukan
Berbicara sekenanya dengan kata-kata yang tidak pantas adalah hal yang biasa terjadi pada saat ini. Ketika orang tersinggung, bukannya merasa bersalah namun justru menganggap orang tersebut tidak bisa menerima kritikan.
Kita sepertinya lupa bahwa mengkritik itu juga ada tata caranya. Jika hal seperti terus terjadi di kehidupan kita, maka bukan tidak mungkin tali persaudaraan akan memutus bahkan parahnya terjadi peperangan.
Padahal sebenarnya sedari dulu Bung Karno telah meminta kita sebagai bangsa Indonesia untuk membangun Indonesia dengan damai.
Sebagaimana yang diucapkannya, “Bangunlah suatu dunia di mana semuanya bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan.”
5.Meski Kita Makan Tempe, Kita Bukanlah Bangsa Tempe
“Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bistik tapi budak.”
Itulah kata-kata yang diucapkan Sang Presiden saat pidato HUT Proklamasi. Kata-kata tersebut dilontarkan untuk membangkitkan semangat bangsa Indonesia demi membangun bangsa yang sejahtera tanpa mengharapkan bantuan dari negeri asing.
Tapi apa yang terjadi sekarang? Kita justru berketentuan dengan negeri asing. Salah satu contoh nyatanya adalah menggunakan produk dari negara lain. Padahal produk di dalam negeri tak jauh berbeda, hanya saja saat ini bangsa Indonesia lebih mementingkan merek.
Bagi mereka memakai produk dengan merek ternama di dunia adalah sebuah kehebatan tersendiri. Apakah ini akan terus terjadi sampai kedepannya?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar